Memahami dan mengatasi stigma terhadap keluarga miskin di masyarakat merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Stigma adalah label negatif yang melekat pada seseorang atau kelompok tertentu, dalam hal ini keluarga miskin. Stigma ini seringkali membuat keluarga miskin merasa rendah diri dan tidak berdaya dalam menghadapi tantangan hidup.
Menurut Prof. Dr. Siti Nurjanah, seorang pakar psikologi sosial dari Universitas Indonesia, stigma terhadap keluarga miskin seringkali muncul karena ketidaktahuan dan ketidaksadaran masyarakat akan kondisi sebenarnya yang dialami oleh keluarga miskin. “Masyarakat cenderung menilai keluarga miskin sebagai malas, tidak berpendidikan, dan tidak berdaya. Padahal, banyak faktor struktural yang menyebabkan keluarga miskin terjebak dalam lingkaran kemiskinan,” ujarnya.
Untuk memahami stigma terhadap keluarga miskin, penting bagi masyarakat untuk melihat kondisi keluarga miskin secara lebih holistik. Banyak keluarga miskin yang berjuang keras untuk bertahan hidup dan memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Mereka juga memiliki potensi dan kemampuan yang perlu diakui dan didukung oleh masyarakat.
Dalam mengatasi stigma terhadap keluarga miskin, pendekatan yang holistik dan berkelanjutan diperlukan. Menurut Dr. Budi Santoso, seorang ahli sosiologi dari Universitas Gadjah Mada, upaya mengatasi stigma harus dimulai dari pemahaman yang lebih baik tentang kondisi keluarga miskin. “Keluarga miskin bukanlah objek untuk disalahkan atau dihakimi. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang perlu dukungan dan kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan,” katanya.
Salah satu langkah konkret yang bisa dilakukan dalam mengatasi stigma terhadap keluarga miskin adalah dengan memberikan pendidikan dan informasi yang benar kepada masyarakat. Melalui pendidikan, masyarakat dapat memahami bahwa kemiskinan bukanlah pilihan, melainkan hasil dari ketidakadilan struktural dalam masyarakat.
Dukungan dari berbagai pihak juga diperlukan dalam mengatasi stigma terhadap keluarga miskin. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan berdaya bagi keluarga miskin.
Dengan memahami dan mengatasi stigma terhadap keluarga miskin, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berempati terhadap sesama. Seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, “Tidak ada tempat untuk diskriminasi berdasarkan status sosial atau ekonomi. Kita semua sama nilainya sebagai manusia.” Sama-sama kita berjuang untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik bagi semua.